Belasungkawa Indonesia begitu mendalam atas meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej. Raja yang memimpin kerajaan monarki terlama di dunia, meninggal dunia pada Kamis (13/10/2016) di Bangkok kemarin.
Pihak kerajaan yang dikutip Reuters, tidak menyebutkan penyebab kematiannya. Bhumbil wafat di usia 88 tahun pada pukul 15.52 waktu setempat. Presiden Jokowi secara resmi mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dari Istana Merdeka Jakarta. Seperti dilansir Antara, Presiden Jokowi menyatakan bahwa dunia telah kehilangan sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat. Kesederhanaan Raja Bhumibol dan perhatian yang besar terhadap rakyatnya patut diteladani oleh siapa pun.
Secara otomatis, Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn yang akan menggantikan ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej. Sosok Vajiralongkorn sendiri tidak terlalu dikenal rakyat Thailand karena lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri. Putra Mahkota berusia 64 tahun ini menjadi ahli waris salah satu kerajaan terkaya di dunia dan dilindungi oleh salah satu undang-undang anti penghasutan kerajaan yang paling keras di dunia.
Vajiralongkorn merupakan anak kedua dan anak laki-laki satu-satunya dari Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit (84). Dia lahir pada 28 Juli 1952, dan kini berusia 64 tahun. Vajiralongkorn memiliki tiga saudara perempuan, yakni Putri Ubol Ratana, Putri Maha Chakri Sirindhorn dan Putri Chulabhorn Walailak.
Satu hal yang patut di contoh dari seorang pemimpin besar adalah beliau Raja yang mau di kritik. "Jika Anda berpikir dia bertakhta untuk kekuasaan, Anda salah," demikian komentar umum tentang Raja Bumibol di Thailand dalam rangka Peringatan 50 Tahun Raja Bhumibol bertakhta pada tahun 1996 lalu.
Bhumibol sendiri pada pidato ulang tahunnya pada tahun 2005 menyatakan bahwa ia tidak melarang dirinya dikritik. "Saya juga mesti dikritik. Saya tidak takut jika kritikan tersebut terkait dengan kesalahan yang saya lakukan karena dengan begitulah saya sadar telah melakukan kesalahan. Jika raja dikatakan tidak bisa dikritik, itu artinya raja bukan manusia," kata sang raja. "Anggapan bahwa raja tidak mungkin berbuat salah adalah penghinaan karena itu artinya raja bukan manusia. Saya bisa berbuat salah dan saya tidak takut dikritik langsung," Begitu ujarnya."Saya ingin menyatakan kalau saya bisa dikritik. Mungkin saya kadang-kadang membuat kesalahan. Kasih tahu saya saja kalau memang saya salah. Dan kalau seseorang mengkritik Raja, saya ingin tahu mengapa? Saya salahnya di mana?" kata sang raja.
Kepemimpinannya yang telah 60 tahun di Thailand menjadikan raja sebagai kepala negara terlama di dunia. Keteladanan serta integritas Raja Bhumibol dirasa pantas diambil contoh. Hak dan kesejahteraan petani pun diambil seperti terlihat dengan kebijakan impor beras. Baginya, petani adalah segalanya. Raja juga mengharapkan kepada para politikus, aparat negara, dan segenap lapisan masyarakat untuk tidak selalu melibatkan raja agar terjadi proses pembelajaran politik di negaranya.
Ternyata di Indonesia Presiden-presiden nya lebih hebat selepas Presiden Suharto lengser dari jabatannya. Para penerusnya bertubi-tubi dihujani dengan kritik-kritik pedas di berbagai kesempatan dan media, beraneka macam bully media sosial dari para hatters dengan alasan kebebasan bicara dan berpendapat. Dan mereka sangat tegar menghadapi sampai akhir jabatan mereka. Seperti kata pepatah, "Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.... ". Indonesia gitu loh....